Ketika manusia diciptakan, di dalam dirinya juga dimasukkan hawa
nafsu dan kehendak, agar dia bisa berusaha menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya. Di dalam dirinya juga diciptakan amarah, agar
dia menolak apa yang bisa mencelakakannya.
Dia diberi akal layaknya
pendidik yang menyuruhnya untuk berbuat adil tentang apa yang harus
dilakukan dan apa yang harus ditinggalkan. Allah juga menciptakan
syaitan yang menyuruhnya untuk berlebih-lebihan dalam merealisasikan apa
yang harus dilakukannya dan apa yang harus dia tinggalkan.
Maka yang harus dilakukan orang berakal adalah mewaspadai musuh yang
satu ini, yang telah mendeklarasikan permusuhannya semenjak masa Adam,
yang telah bersumpah menghabiskan umurnya merusak keadaan anak
keturunannya:
“Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari
kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali
sebahagian kecil.” (QS. Al Isra’ : 60)
Allah telah memerintahkan untuk mewaspadai Iblis dan syaitan dalam firman-Nya:
وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ
مُبِينٌ إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا
عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
“Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.Sesungguhnya
syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan
terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al Baqarah: 168)
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ
“Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir).” (QS. Al Baqarah: 268)
وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا
“Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.” (QS. Al Nisa’: 60)
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ
وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ
اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu
(dari mengerjakan pekerjaan itu).” (QS. Al Maidah: 91)
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia
musuh (mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak
golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.”
(QS. Faathir: 6)
Dalam Al Qur’an, ayat-ayat yang senada dengan ini cukup banyak. Yang
pasti kita harus tahu bahwa Iblislah yang pertama kali membuat ulah
dengan menolak perintah untuk bersujud kepada Adam, karena merasa lebih
unggul dalam bahan penciptaannya. Iblis berkata, “Engkau ciptakan saya
dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS. Al A’raf: 12)
Kemudian Iblis mengikuti keingkarannya ini dengan kelancangannya
kepada Allah Yang Mahabijaksana dengan berkata, “Terangkanlah kepadaku
inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku?” (QS. Al Isra’: 62)
Dengan kata lain, “beritahukan kepadaku, kenapa Engkau memuliakannya
atas diriku? Apa yang Engkau lakukan ini sama sekali tidak berdasarkan
hikmah.” Kemudian Iblis mengikuti sikap ini dengan kesombongan, “aku
lebih baik darinya,” dia menolak sujud kepada Adam yang sebenarnya dia
telah menghinakan dirinya sendiri yang pada awalnya dimuliakan, dan dia
mendapat laknat serta siksa.
Selagi Iblis menggoda manusia dengan sesuatu, maka manusia harus
memasang kewaspadaan yang tinggi mengatakan kepada Iblis tatkala
menyuruhnya kepada keburukan, “apa yang kamu nasihatkan kepadaku itu
hanyalah anjuran agar aku mengikuti hawa nafsu. Bagaimana seseorang
memberikan nasihat kepada orang lain, padahal dia tidak bisa menasihati
dirinya sendiri? bagaimana nasihat musuh bisa diterima?” Setelah itu
berpalinglah dari Iblis, sebab Iblis senantiasa memerintahkan kepada
nafsu. Hendaklah akal difungsikan dengan memikirkan dosa dan akibat.
Jika ada bantuan bala tentara, maka pasukan nafsu pasti bisa dikalahkan.
Dari Iyadh bin Himar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “wahai manusia, sesungguhnya Allah memerintahkan kepadaku
untuk mengajarkan kepada kalian apa yang tidak kalian ketahui dari
hal-hal yang Dia ajarkan kepadaku hari ini. (firman-Nya), ‘sesungguhnya
harta yang Ku-berikan kepada hamba-Ku, maka dia halal baginya. Dan
sesungguhnya aku menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan lurus
semuanya. Kemudian setan-setan mendatangi mereka dan memalingkan mereka
dari agama mereka. Lalu dia mengharamkan atas mereka apa yang telah
Ku-halalkan untuk mereka dan menyuruh mereka agar menyekutukan-Ku dengan
sesuatu yang tidak pernah Aku turunkan hujjah tentangnya.” (HR. Muslim)
Dari jabir bin Abdillah radliyallah ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ
سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيءُ
أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُولُ مَا صَنَعْتَ
شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى
فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ قَالَ فَيُدْنِيهِ مِنْهُ
وَيَقُولُ نِعْمَ أَنْتَ
“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananyadi atas air, kemudian
mengutus satuan-satuan pasukannya. Yang paling rendah derajatnya adalah
yang paling besar cobaannya. Salah seorang di antara mereka datang
seraya melapor, ‘aku telah berbuat begini dan begitu’. Iblis berkata,
‘engkau tidak berbuat apa-apa’. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “kemudian salah seorang di antara mereka datang sambil
melapor, ‘aku tidak meninggalkannya sehingga bisa memisahkan dirinya
dari istrinya’. Beliau bersabda, ‘lalu Iblis menyuruhnya mendekat’. Atau
beliau bersabda, ‘lalu ia mendekatinya dan berkata, ‘hebat kamu’.” (HR.
Muslim)
Dari Jabir bin Abdillah, dia memarfu’kan dengan berkata,
“sesungguhnya Iblis telah berputus asa karena tidak disembah orang-orang
yang sedang shalat. Tetapi dia tidak berputus asa mengadu domba antara
mereka.”
. . sesungguhnya Iblis telah berputus asa karena tidak disembah
orang-orang yang sedang shalat. Tetapi dia tidak berputus asa mengadu
domba antara mereka. . .
Al-Mushannif berkata, “hadits ini hanya ada dalam riwayat al Bukhari,
sedangkan sebelumnya ada dalam riwayat Muslim. Dalam suatu riwayat
disebutkan, “Iblis merasa berputus asa karena tidak disembah orang-orang
yang shalat di Jazirah Arab.”
Dari Anas bin Malik radliyallah ‘anhu, dia memarfu’kannya,
“sesungguhnya Setan meletakkan paruhnya di dalam hati anak Adam. Jika
anak Adam itu mengingat Allah, maka setan bersembunyi, dan jika anak
Adam itu lalai maka setan mematuk hatinya.”
Dari Ibnu Mas’ud radliyallah ‘anhu, dia berkata, “sesungguhnya setan
mengelilingi orang-orang yang ada dalam majelis dzikir untuk mengganggu
mereka, namun dia tidak sanggup memecah belah di antara mereka. Lalu dia
mendatangi orang-orang yang berkerumun membicarakan dunia, lalu
menggoda mereka, hingga mereka saling menyerang. Lalu orang-orang yang
berdzikir bangkit dari duduknya, dan merekapun saling berpisah.”
Dari Qatadah radliyallah ‘anhu, dia berkata, “sesungguhnya Iblis itu
memiliki seorang setan yang dikenal Qabqab, yang dilatihnya selama empat
puluh tahun. Jika ada seorang anak lewat di jalan ini, maka Iblis
berkata kepada Qabqab, ‘bertindaklah karena aku sudah melatihmu seperti
ini. datangi anak itu dan gangggulah dia’.”
Dari Tsabit al Bannani rahimahullah, dia berkata, “Iblis pernah
muncul di hadapan Yahya bin Zakaria. Beliau melihat banyak barang-barang
yang menggantung pada diri Iblis. Yahya bertanya, “Wahai Iblis, apakah
barang-barang yang menggantung pada dirimu itu?”
Iblis menjawab, “ini adalah nafsu-nafsu yang kupergunakan untuk memancing anak Adam.”
Yahya bertanya, “apakah ada juga yang ditujukan kepada diriku?”
Iblis menjawab, “boleh jadi perutmu kenyang, lalu aku membuatmu merasa berat melaksanakan shalat dan dzikir.”
“adakah selain itu,” tanya Yahya.
Iblis menjawab, “tidak ada, demi Allah.”
Yahya berkata, “Demi Allah, selamanya aku tidak akan membuat perutku kenyang karena makanan.”
Iblis berkata, “Demi Allah, aku sama sekali tidak akan memberikan nasihat kepada orang muslim.”
. . jika engkau didatangi setan tatkala engkau sedang shalat, lalu
dia berkata, “engkau dapat melihatku’, maka buatlah shalat itu bertambah
lama. . .
Dan dari al Harits bin Qais, dia berkata, “jika engkau didatangi
setan tatkala engkau sedang shalat, lalu dia berkata, “engkau dapat
melihatku’, maka buatlah shalat itu bertambah lama.”
Jumat, 15 April 2016
Sadarlah, Kita Punya Musuh Abadi!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Write komentar