Al A’war adalah setan spesialis zina. Iblis mengangkatnya sebagai
komandan yang menggerakkan nafsu agar anak manusia senang kepada zina.
Mujahid bin Jabr, murid utama Ibnu Abbas menyebutkan bahwa Iblis
memiliki 5 anak, satu di antaranya bernama Al-A’war. Dia memiliki tugas
khusus menyeru orang untuk berbuat zina dan menghiasinya agar nampak
baik dalam pandangan manusia.
Fasilitas yang tersedia untuk menggiring manusia ke jurang zina
sangat melimpah saat ini, mudah, murah dan relatif canggih. Maka
Al-A’war girang tidak alang ke palang dengan fasilitas itu. Bahkan
nampaknya Al-A’war tidak terlalu bersusah payah lagi untuk membuat
manusia senang kepada zina. Why?
Sebab para setan dari golongan manusia sebagai tim sukses untuk
mengkampanyekan perbuatan zina telah menyediakan perangkat lunak yang
friendly. Situs, video, fashion, VCD/DVD, Ponsel dan berbagai macam
perangkat IT memudahkan Al-A’war mengakses dan menyusun strateginya.
Apalagi banyak pula relawan yang bersedia memerankan lakon mesum yang
dipesan Al-A’war meski tidak dibayar. Mau gimana lagi?
Para prajurit Al-A’war luar biasa allout menyiapkan perangkat zina
baik perangkat lunak maupun perangkat kerasnya. Sebagian telah
disebutkan di atas, selebihnya adalah perangkat pemikiran yang mengecoh.
Zina dibungkus dengan kemasan modernitas yang memikat. Maka kita
menjadi tidak heran apabila selingkuh diberi stempel sebagai kebebasan
privat.
Telanjang dijuluki sebagi karya seni dan HAM. Pemilihan ratu
kecantikan yang hanya mengenakan bikini dalam satu sesi, disematkan
dengan penggilan sebagai duta bangsa dan budaya. Pacaran disebut proses
penjajakan dan persiapan. Tarian erotis dinyatakan sebagai bentuk
kebebasan akspresi bukan sumber birahi dan dibela habis-habisan. Mau
gimana lagi?
Itulah strategi setan yang sebenarnya klasik. Strategi ini pernah
dipakai bapak moyangnya; Iblis, seperti ketika dia membujuk Adam dengan
perkataannya:
“Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata:
“Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan
yang tidak akan binasa?” (terjemah QS. Thaha [20]: 120). Iblis menyebut
pohon larangan dengan sebutan ’khuldi’ atau pohon kekelan yang apabila
dimakan buahnya menyebabkan pemakannya kekal di surga. Iblis
memanipulasi larangan Allah dengan memberi istilah menarik sehingga
perbuatan keji seolah menjadi perbuatan yang baik.
Maka luar biasa, strategi ini epektif memperdaya Adam yang
menyebabkan dia terusir dari surga. Maka berbagai istilah baru yang
memparhalus zina di zaman ini sebenarnya hanyalah metamorfosa dari
istilah khuldi rekayasa Iblis di masa silam.
Strategi ini terus digunakan Al-A’war pagi dan petang siang dan
malam. Maka banyak orang yang paginya bersih, sorenya telah jadi pezina.
Sorenya dia alim, malamnya tak tahan mencicipi hangatnya ”selimut”
zina. Kemarin sekedar membuat video klip musik, esoknya ……
Na’udzubillah. Rasululah pernah mengingatkan: “Jika datang pagi hari,
Iblis menyebar para tentaranya ke muka bumi lalu berkata, “Siapa di
antara kalian yang menyesatkan seorang muslim akan aku kenakan mahkota
di kepalanya.” Salah satu tentaranya menghadap dan berkata, “Aku terus
menggoda si fulan hingga mau menceraikan istrinya.” Iblis berkata: “Ah,
bisa jadi dia akan menikah lagi.” Tentara yang lain menghadap dan
berkata: “Aku terus menggoda si fulan hingga ia mau berzina.” Iblis
berkata: “Ya, kamu (yang mendapat mahkota)!” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban).
Al-A’war tertawa lebar dan semakin lebar. Bagaimana tidak? Gambar
porno mudah diakses dan situs porno melimpah ruah. Konon menurut seorang
budayawan Indonesia ternama, ada tidak kurang dari 4,200,000 (empat
koma dua juta) situs porno dunia, 100,000 (seratus ribu) situs porno
Indonesia di internet. Dengan empat kali klik di komputer, anatomi tubuh
perempuan dan laki-laki, sekaligus (maaf) cara berfungsinya, dapat
diakses gratis, sama mudahnya dilakukan baik dari San Francisco,
Timbuktu, Rotterdam, maupun Sidoarjo. Sinetron yang membuka aurat
menjadi top rating. Berita perselingkuhan digemari. Dan video mesum
mirip-mirip artis seperti tak pernah lelah berproduksi. Mau gimana lagi?
Yang membuat Al A’war semakin terbahak-bahak adalah kelakuan
segelintir “intelek” yang berkiblat pada kebebasan. Siapa mereka?
Merekalah kaum terpelajar yang telah dicuci otak dan hatinya oleh
Al-A’war. Mereka yang menganggap peraturan perundangan yang menerapkan
sanksi segala hal yang berbau porno adalah primitif. Sehingga mereka
tidak merasa malu apalagi merasa berdosa menyatakan bahwa lesbi dan homo
seksual sebagai kebiasaan yang normal. Mereka yang menyatakan bahwa
pernikahan sesama jenis adalah indah dan sah. Dan mereka yang dengan
bangga menulis surat meminta izin kepada Tuhan untuk menjadi pelacur.
Mau gimana lagi?
Nampaknya usaha Al-A’war dan bala tentaranya betul-betul menuai panen
raya. Silih berganti generasi kita yang jatuh ke dalam pelukannya.
Mereka mengikuti bujuk rayu Al-A’war, mendatangi umpannya, lalu menelan
kailnya. La haula walaa quwwata illa billah.
Akan tetapi pantaskah kita berputus asa? Tidak! Sekali-kali tidak!
Mau gimana lagi?, hanyala sekedar ungkapan keprihatinan kita atas
masalah ini. Sementara tidak semua generasi sudi menjadi pengikut dan
pengagum Al-A’war. Masih tersisa tentara Allah yang akan melawan
Al-A’war dan para pengikutnya. Betapapun gigihnya usaha Al-A’war, bagi
generasi yang beriman dan konsisten dengan keimanannya, tipu daya setan
itu lemah: “… karena sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.” (terjemah
QS. An-Nisa [4]: 76).
Hai Al A’war, sesungguhnya kamu lemah.
Kami tetap menunggu.
Menunggu datang masa di mana generasi kami benci kepada aurat yang
terbuka di jalan-jalan, di pasar-pasar dan di mana tempat ikhtilat
terjadi.
Akan datang masa di mana setiap nyanyian adalah seruan jihad.
Akan datang masa di mana kehormatan adalah hijab.
Akan datang masa di mana kesucian adalah pernikahan.
Akan datang masa di mana setiap pertunjukan adalah dakwah.
Kami tetap menunggu dan berupaya.
Hai Al-A’war, mungkin saat ini kamu yang menang sebab sebagian dari
media adalah milikmu. Separuh berita adalah penamu. Setengah episode
cerita adalah skenariomu. Sebagian aktor nakal adalah aktrisrmu. Dan
para penulis jahat berada di belakangmu. Tapi kami tak sudi menjadi
budakmu hingga kelak neraka memanggilmu.
Hai Al-A’war, ”Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara
mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda
dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada
harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang
dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka*”.
Saudaraku, mari kita buat al-A’war menangis tak berdaya. Sederhana
saja. Pelihara kehormatan diri dari kotornya pandangan, dari liarnya
khayalan, dari nakalnya obrolan dan rayuan serta dari lacurnya kemaluan.
Rusak properti Al-A’war dari kemungkinan yang masih tersimpan pada
kita. Buang konten yang membuat Al-A’war seyum penuh kemenangan dari
ponsel kita. Hapus dia dari memori notebook kita dan katakan ’Goodbye’
untuk selamanya. Insya Allah, selamatlah kita dan generasi kita.
Allahu a’lam.
Semoga selamat setiap generasi muslim beriman dari tipu dayanya.
Jumat, 15 April 2016
Mau Gimana Lagi?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Write komentar